Anda begitu bersemangat ketika akhirnya menemukan lowongan pekerjaan yang sudah lama Anda impikan. Tetapi ketika sedang menyusun CV atau daftar riwayat hidup, tiba-tiba muncul rasa minder. CV Anda tampak kosong, tidak seperti milik teman-teman Anda. Ketika kita hanya memiliki satu pengalaman kerja, atau beberapa projek magang di kampus, bagaimana kita bisa menunjukkan bagaimana kepribadian kita dan "menjualnya" pada perusahaan yang kita lamar? Namun, Anda tidak perlu berpikir terlalu muluk. Ashley Faus, konsultan marketing dan penulis di ConsciouslyCorporate.com, menyarankan untuk tidak sekadar melihat posisi dan gelar sarjana yang Anda miliki sekarang. Jika Anda memiliki beberapa kegiatan di luar kantor, hal itu juga bisa menjadi pengalaman yang cukup berarti untuk dicantumkan ke dalam CV. Menurut Ashley setidaknya ada tiga hal di luar pendidikan dan pengalaman kerja formal yang bisa ditambahkan ke dalam CV, yaitu: Kerja suka rela Contoh: Kegiatan pelayanan di mesjid atau gereja, menjadi relawan di komunitas non-profit yang selalu menjadi passion Anda, mengajar di sanggar atau rumah singgah untuk anak-anak kurang mampu, dan lain sebagainya. Kegiatan suka rela, khususnya bila dilakukan dalam jangka panjang, memberikan Anda peluang untuk memimpin projek dari awal hingga akhir. Dengan demikian, kegiatan ini pun sebenarnya bisa dianggap sebagai kerja penuh waktu yang bisa dimasukkan ke dalam daftar "pengalaman" dalam CV Anda. Beberapa perusahaan atau organisasi akan memberikan penilaian khusus untuk orang yang sering melakukan kegiatan suka rela, jadi tak perlu ragu untuk memasukkan pengalaman ini ke dalam daftar riwayat hidup Anda. Cantumkan juga pencapaian utama Anda, dan apa yang Anda pelajari selama keterlibatan Anda di sana. Hobi yang relevan dengan kemampuan profesional Contoh: Menulis, fotografi, atau mendesain Hobi menunjukkan pencapaian, kreativitas, dan inisiatif, yang bisa menjadi portfolio Anda. Hobi main bowling atau nonton mungkin tidak bisa memberi gambaran akan menjadi karyawan seperti apa Anda kelak, tetapi berbeda jika Anda menuliskan hobi seperti fotografi atau desain grafis. Keduanya akan sangat memberi nilai tambah jika Anda kebetulan melamar sebagai food stylist, misalnya. Jika aktivitas atau bakat Anda tergolong lebih abstrak, Anda bisa memasukkannya ke daftar "interests" pada CV. Bermain teater, misalnya, akan menunjukkan kepercayaan diri, kreativitas, dan kemampuan public speaking, dan bisa berguna jika Anda melamar posisi seperti marketing, sales, corporate training, atau mengajar. Pengalaman non profesional Contoh: Mengikuti short course di luar negeri, menulis di blog, atau side jobs lain Aktivitas seperti ini menunjukkan inisiatif, kemampuan memanfaatkan waktu luang, juga ketrampilan berbahasa atau ketrampilan teknis yang mungkin diperlukan dalam prosesnya. Meskipun saat ini Anda tidak mempunyai pekerjaan tetap, namun aktivitas Anda tersebut akan tetap menjadi pengganti pengalaman profesional yang cukup baik. Blogger profesional, misalnya, saat ini sudah dianggap setara dengan pekerjaan wartawan, dan mereka juga diundang ke event-event resmi untuk menuliskan pengalamannya. Bila short course yang Anda ikuti berada di negara yang menggunakan bahasa asing selain Inggris, Anda bisa memasukkan kemampuan berbahasa asing tersebut ke seksi "Skills".
0 Comments
Masih banyak pelamar pekerjaan yang belum tahu bagaimana caranya menulis curriculum vitae atau CV. Padahal, CV diperlukan perekrut untuk melihat daftar pengalaman serta keahlian yang Anda miliki. Jika Anda merasa masih bingung dalam menulis CV, simak tujuh hal yang harus ada di dalam CV berikut ini:
1. Data Pribadi Chalifatunissa selaku HR Senior di Experd Consultant, hal pertama yang harus dicantumkan adalah data pribadi. Di bagian ini, isilah identitas pribadi Anda seperti nama lengkap, tanggal lahir, alamat, serta nomor telepon dan e-mail yang bisa dihubungi. Sebaiknya, gunakanlah e-mail formal yang menggunakan nama panjang Anda, bukan nama aneh yang sulit untuk dibaca. 2. Deskripsi Diri Dituturkan oleh direktur operasional di situs Office Angels, Darren Roscoe, deskripsi tentang diri Anda adalah kesempatan yang bagus untuk mempromosikan diri. Tulislah sebanyak tiga atau empat kalimat ringkas yang bisa menarik perhatian perekrut dan menginginkan mereka mengetahui lebih banyak tentang Anda. "Buat deskripsi diri lebih simpel, gunakan kata ganti orang pertama, dan periksa kembali tulisan tersebut untuk menghindari kesalahan ejaan. Rangkumlah dalam 200 kata siapa diri Anda, pekerjaan, keahlian yang dimiliki, serta tujuan dalam berkarier," tutur Darren. 3. Pendidikan dan Pelatihan Chalifatunissa yang lulusan S-1 jurusan Psikologi di Universitas Tarumanagara Jakarta melanjutkan, lengkapi CV Anda dengan daftar pendidikan, baik formal maupun informal. "Pendidikan formal yang dicantumkan dari sekolah menengah atas dan pendidikan formal terakhir yang dienyam. Untuk pendidikan informal, dicantumkan yang memang berhubungan dengan lamaran pekerjaan yang dimaksud," tutur Chalifatunissa saat diwawancara Wolipop melalui e-mail, Senin (5/9/2016). 4. Pengalaman Selanjutnya, Anda bisa menuliskan pengalaman bekerja dimulai dari posisi yang baru-baru ini ditempati. Namun jika Anda adalah fresh graduate, Anda dapat mencantumkan pengalaman organisasi atau kegiatan kampus yang pernah diikuti. Pengalaman kerja akan memberikan gambaran terhadap pemberi kerja, apakah pelamar ini sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Maka dibagian ini, ada baiknya dituliskan secara detail agar dapat lebih mudah dipahami cakupan kerja yang dilakukan, keterampilan yang dimiliki, serta bisa memperkirakan nilai tambahan dari tiap-tiap kandidat. 5. Keahlian Tambahan Hal selanjutnya yang bisa ditulis di dalam CV adalah menambahkan keterampilan yang dimiliki. Misalnya saja kemampuan bahasa asing atau keterampilan komputer. Di bagian ini Anda bisa menjelaskan sejauh mana Anda menguasai bahasa asing tersebut atau aplikasi apa saja yang dikuasi serta sampai tahap apa Anda menguasainya. 6. Prestasi Jangan lupa pula untuk menyertakan daftar-daftar prestasi yang pernah Anda raih. Jelaskan apa prestasinya, tahun berapa diselenggarakan, dan siapa penyelenggaranya. Tetapi pastikan juga untuk mencantumkan prestasi yang berhubungan dengan pekerjaan yang Anda lamar. 7. Referensi Dikatakan oleh Darren, selesaikan CV Anda dengan setidaknya dua referensi orang yang mengetahui Anda dengan baik. Sertakan nama, jabatan, perusahan tempatnya bekerja, telepon, dan email.
Sebetulnya, membedakan CV yang baik dan kurang baik atau CV lebay dan non-lebay itu tidak sulit. Tapi tidak ada yang namanya ‘CV benar’ atau ‘CV salah.’ Kali ini, kami akan memberikan panduan bagi penulisan ‘CV yang baik atau non-lebay’ saja.
Pertama, header atau bagian awal dari CV. Di paling atas, tulis nama Anda dengan font berukuran cukup besar dan menarik perhatian. Tapi ingat, jangan menggunakan huruf berwarna merah ya karena itu tidak sopan, walaupun warnanya menarik perhatian. Lalu letakkan foto di bagian kanan atau kiri atas. Lengkapi dengan nomor ponsel, e-mail, alamat rumah, dan tempat serta tanggal lahir (jika 1) di lowongan kerjanya dicantumkan batas maksimal umur pelamar, dan 2) anda adalah fresh graduate). Selanjutnya, kita masuk ke isi. Hal yang penting dilihat tentu adalah pendidikan. Tidak perlu mencantumkan TK, SD, SMP. Cukup masukkan SMU dan tempat kuliah mencakup tahun masuk, tahun lulus, serta nilai akhir. Bahkan untuk lulusan D4/S1, seringkali kita tidak perlu mencantumkan pendidikan SMU kita. Apabila Anda pernah magang atau bekerja, masukkan informasi tersebut di bawah informasi pendidikan. Pengalaman berorganisasi bisa ditaruh di tabel paling akhir. Aturannya, pengalaman organisasi yang terkini atau terbaru (recent) ditaruh di paling atas. Itu hukum penulisan CV nomor 1.
[Beberapa pertanyaan dalam sesi tanya jawab pada Saturday Lesson (Career Information Session) yang diselenggarakan oleh ITB Career Center] Itulah, teman-teman, mengapa para dosen Anda selalu menekankan pentingnya berorganisasi. Sebaliknya, yang terlalu aktif berorganisasi pun tidak perlu mencantumkan seluruh riwayat organisasinya. Hukum menulis CV nomor dua, KISS: keep it short and simple. Lima aktivitas terkini sudah cukup, tidak perlu memuat lima belas apalagi puluhan pengalaman kepanitiaan. Sampaikan dalam bullet points yang lebih mudah dibaca dibandingkan dengan dalam bentuk paragraph. Hukum menulis CV nomor tiga, taruh fakta di atas fiksi. Misalnya, hindari menulis “menguasai Ms. Excel” di CV padahal Anda belum pernah melakukan Vlookup, Hlookup, dan lain-lain. Percayalah, semua yang Anda tulis di sana kelak akan diverifikasi. Begitu Anda tidak bisa menjelaskan apa yang tertulis di CV, tamatlah riwayat Anda. Hukum menulis CV nomor empat, jika memungkinkan, tulislah dalam bahasa Inggris. Bukannya kontra-nasionalisme, hanya saja saat ini kita sekarang berada di era global. Terlepas dari hal itu, jika lowongan yang anda lamar ditulis dalam Bahasa Inggris, anda harus menulis CV dalam Bahasa Inggris juga. Bolehkah menjiplak dari CV berbahasa Inggris orang lain yang bagus? Hati-hati. Apa yang Anda tulis di CV akan melambungkan ekspektasi pewawancara tentang kemampuan berbahasa Inggris Anda. Write what you can handle later. Jangan sampai anda menulis CV yang sangat bagus, tapi ketika diwawancara dalam Bahasa Inggris jawaban anda, “…” (lalu terdengar bunyi jangkrik di latar belakang). Hukum menulis CV nomor lima, perhatikan nama perusahaan tempat Anda mengirimkan lamaran. Jangan sampai salah menulis nama perusahaan, baik pada saat mengirim surat lamaran berbentuk hard copy maupun soft copy. Apabila mengirim lewat e-mail, jangan mengirim ke beberapa alamat HRD perusahaan sekaligus sebab otomatis perusahaan akan tahu praktek “pukat harimau” a la pencari kerja seperti itu. Bagi perusahaan, tidak peduli Anda lulusan perguruan tinggi mana, Anda akan langsung dicoret dari daftar. Hukum menulis CV nomor enam, masukkan spesifikasi bidang karier yang ingin Anda geluti dan berkorelasi dengan posisi pekerjaan yang sedang diincar. Kaitkan dengan kemampuan yang Anda miliki. Sekali lagi, hanya masukkan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang Anda lamar. Misalnya, hindari mencantumkan soft skill seperti “outgoing” ketika melamar sebagai financial analyst karena itu relatif bertentangan dengan kecenderungan perusahaan mencari analis yang berkarakteristik “introvert”. Jadi, kustomisasikan CV dengan pekerjaan. Jangan asal membuat satu template CV untuk dikirim ke seluruh lowongan pekerjaan yang Anda incar. Apalagi yang bisa dilakukan untuk meng-upgrade CV? Sertifikasi! Kalau Anda telah memiliki sertifikat keahlian yang sekiranya bermanfaat membantu Anda bekerja, jangan lupa untuk memasukkannya ke dalam CV. Bahkan, tak jarang perusahaan yang mensyaratkan sertifikasi tertentu untuk beberapa lowongan pekerjaan. Tentunya ini akan menjadi competitive advantage tersendiri untuk Anda. Dalam menulis CV, gunakan font yang mudah dibaca seperti Arial, hindari penggunaan font lebih dari satu jenis dan format italic. Semua ini semata-mata demi kemudahan untuk dibaca. Ingat bahwa CV dibuat dengan tujuan dibaca, bukan untuk ekspresi seni. Kecuali kalau Anda memang melamar untuk pekerjaan yang membutuhkan kreativitas tinggi seperti desainer. Foto Anda di dalam CV pun menjadi salah satu faktor penentu. Di sini berlaku prinsip “kesan pertama begitu menggoda”. Pasanglah pose terbaik Anda dengan dresscode formal namun bergaya santai. Pikirkan baik-baik, you are ‘selling’ yourself. Pastikan penampilan Anda rapi, atraktif, namun terkesan profesional. Setelah CV dinyatakan lolos seleksi dan Anda dipanggil mengikuti wawancara, ingatlah bahwa Anda memiliki hak untuk bertanya. Anda bisa menelepon perusahaan untuk meminta berbicara dengan manajer SDM. Beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan yaitu, “Boleh saya tahu saya sedang berbicara dengan siapa?”, “Boleh saya tahu siapa yang akan mewawancarai (nama dan jabatan), lokasi serta jadwal wawancara?”, “Boleh saya tahu jumlah pelamar yang berpartisipasi di dalam tes wawancara?”, jangan lupa mengakhiri dengan, “Mohon maaf apabila saya banyak bertanya.” Demikian!
Bagi mahasiswa dan mahasiswi yang sebentar lagi akan lulus dan juga yang baru saja lulus (fresh graduate) dengan paradigma sehabis kuliah harus bekerja, pengalaman kerja biasanya dipertanyakan dalam curriculum vitae mereka saat melamar suatu pekerjaan. Banyak perusahaan yang sebenarnya tidak menyaratkan pengalaman kerja dalam kurun waktu tertentu bagi para kandidat pekerjanya. Namun, memiliki pengalaman kerja tentu saja menjadi nilai tambah bagi suatu perusahaan dalam merekrut pekerja.
Internship Program menawarkan solusi dari kesenjangan pengalaman kerja tersebut Apa sebenarnya Internship program itu? Internship yang saya ketahui dalam bahasa Indonesia berarti Magang Internship berdasarkan pengalaman Saya adalah suatu program yang disiapkan oleh perusahaan untuk para lulusan baru (atau akan lulus) dari institusi pendidikan yang belum memiliki pengalaman kerja. Intern merupakan sebutan bagi para pekerja dengan status internship. Program yang disiapkan meliputi dilibatkannya para peserta internship di berbagai proyek dan pekerjaan yang sedang vacant atau butuh tenaga kerja tambahan, namun lingkup kerja peserta internship dibatasi. Perusahaan mendapatkan keuntungan dengan didapatkannya tenaga kerja baru dan peserta internship mendapatkan pengalaman bekerja, ilmu yang bermanfaat, pelatihan pengembangan diri, dan tentunya kesempatan untuk mempercantik curriculum vitae. Program internship ada macam ragamnya, tergantung dari perusahaan yang mengadakan program tersebut. Program internship kebanyakan memberikan gaji kepada para pesertanya, namun tidak sedikit juga yang tidak memberikan gaji (biasanya lebih disebut sebagai program volunteer). Perlu diketahui bahwa gaji yang diberikan dari program internship bisa dibilang jauh dari kata cukup untuk pesertanya yang jauh merantau dari rumah di kampung halaman. Loh, kalau ada kesempatan bekerja dengan gaji yang lebih baik, Saya kenapa harus ikut program internship?Kembali lagi kepada tujuan pribadi masing-masing Akan sedikit saya jelaskan kapan seseorang sebaiknya mengikuti program internship Kapan anda sebaiknya mengikuti program internship?1. Program internship tersebut menawarkan bidang pekerjaan yang sesuai dengan passion walau gajinya tidak besar Apa tujuan seseorang untuk mengikuti program internship? jika jawabannya untuk mendapatkan pendapatan yang stabil dan cukup memuaskan, orang tersebut sungguh dalam kesesatan yang nyata Program internship mungkin tidak menawarkan gaji yang besar, namun banyak yang menawarkan kesempatan bekerja di bidang pekerjaan yang belum banyak tersedia Ada bidang pekerjaan yang sangat sesuai dengan passion seseorang, tetapi orang tersebut tidak dapat bekerja di bidang tersebut karena belum ada pengalaman bekerja. Jika hal tersebut yang anda rasakan, saran Saya adalah untuk siap mengambil kesempatan yang biasanya ada pada program internship dan siap untuk mengatur strategi keuangan pribadi dengan gaji internship. 2. Perusahaan yang menawarkan program internship akan merekrut peserta internship untuk dijadikan pekerja tetap Banyak peserta internship yang terkecoh dengan merasa bahwa dirinya akan direkrut oleh perusahaan tempatnya mengikuti program internship. Padahal, Banyak perusahaan yang tersebut tidak akan merekrut pekerja tetap dan hanya menawarkan program internship dalam mengakali kurangnya tenaga kerja. Kejelasan mengenai apakah program internship akan berlanjut ke proses rekrutmen pekerja tetap harus diketahui sejak awal. Walaupun perusahaan tersebut berbicara kemungkinan "akan ada rekrutmen", Info rekrutmen harus terus difollow up. Jika sudah hampir 1 tahun tidak ada kejelasan, Saran Saya sebaiknya tinggalkan saja perusahaan tersebut dan mulailah mencari pekerjaan baru yang lebih jelas perkembangan karir dan gajinya, karena anda layak mendapatkannya. 3. Program internship tersebut menawarkan pelatihan dan susunan program yang dapat meningkatkan skills dan meningkatkan personal development pesertanya Saat awal pengenalan program internship, peserta internship harus mengetahui hak-hak apa saja yang dia dapatkan dan susunan program apa yang ditawarkan. Jika pada program internship tersebut ditawarkan pelatihan dan pembelajaran skill-skill baru juga pelatihan untuk pengembangan diri, saran saya ambil program internship tersebut. Ada juga program internship yang hanya menawarkan gaji dan tak lebih dari itu. Hal tersebut mungkin cukup bagi sebagian orang yang ingin mendapat pengalaman kerja dan gaji yang tak seberapa. Namun, Saya sarankan untuk tidak mengambil program internship yang seperti itu. Kapan seseorang seharusnya keluar dari program internship?Program internship biasanya terdiri dari 6 bulan atau 1 tahun, tergantung perusahaan yang mengadakan program. Ketika peserta internship sudah menyelesaikan masa internshipnya dan perusahaan menawarkan masa perpanjangan. Point yang harus dipertimbangkan apakah harus diperpanjang atau harus keluar adalah mengenai ilmu yang didapatkan dari program internship tersebut. Jika masih banyak ilmu yang bisa dipelajari, saran saya perpanjanglah masa internship tersebut. Jika tidak ada lagi ilmu yang bisa dipelajari, saran saya segera tinggalkan program internship tersebut Ketika sudah tidak lagi banyak ilmu yang bisa dipelajari dan masa internship diperpanjang, anda akan hanya menurunkan performa kerja anda dan anda kemungkinan besar akan dihadapkan pada kebosanan Mungkin anda merasa nyaman pada posisi anda di program internship, tapi ingatlah, Anda berhenti tumbuh di zona yang nyaman, apalagi kalau gajinya tidak seberapaKeluarlah dari program tersebut Sambut kesempatan baru Dengan semua ilmu, pengalaman kerja, skill-skill baru, dan wawasan baru Saya yakin anda akan berhasil untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari posisi anda saat di program internship Anda pasti bisa Semoga bermanfaat
Sudah mengirim email ke beberapa perusahaan tapi masih belum ada panggilan interview? Mungkin Darlings mencantumkan hal-hal kecil yang tidak sesuai di dalam CV. Bisa jadi, justru ada kesalahan membuat cv yang belum kamu ketahui.
Dalam sebuah perusahaan, bagian HRD alias Human Resources Departmentmenerima puluhan bahkan ratusan CV (curriculum vitae) dalam inbox emailperusahaan setiap minggu. Meskipun pengalaman kerjamu cukup banyak dan punya CV yang menarik (menurutmu), pasti ada hal yang membuat HRD mengacuhkan dan urung menghubungimu untuk wawancara. Akibatnya? Kamu kembali gagal mendapat pekerjaan yang kamu inginkan alias harus lebih lama menganggur di rumah. Berikut 13 hal yang Kesalahan Membuat CV yang Mungkin Kamu Lupakan:
Tips : sebutkan lamaran pekerjaan + posisi jika perlu. Contoh : Lamaran Pekerjaan – Administrasi.
Tips : surat lamaran sebaiknya kamu ketik di body email saja.
Tips : Gunakan font jenis Times New Romans dengan ukuran 12, dan buat menjadi 2 halaman.
Tips : Sortirlah pengalaman non formal yang ingin kamu cantumkan pada CV.
Tips : Pilihlah warna hitam dan jangan sesekali kamu memberikan sentuhan-sentuhan warna yang mencolok mata.
Jika kamu menulis riwayat pengalaman kerja pada CV dan menyatakan bahwa terakhir kamu bekerja sudah lebih dari 5 bulan yang lalu, maka bagian HRD akan menganggap kamu tidak qualified. Mereka akan berasumsi bahwa perusahaan lain telah menolak lamaran kamu sebelumnya, sampai-sampai kamu sudah menganggur selama lebih dari 5 bulan.
Tips : Untuk attachment ijazah, tuliskan IJAZAH, sama seperti CV, lamaran dan file lainnya. Akan lebih disukai jika kamu jadikan 1 file dengan format zip/rar kemudian tulis misal, “cv_nama kamu”. contoh : CV_MARGARET_THATCHER
Tips :
Tips : pakailah kata dan kalimat yang tidak bertele-tele atau jangan terlalu panjang membuat surat lamaran, cukup pada intinya saja dan pergunakanlah bahasa yang formal.
Tips : Untuk keahlian, misalnya :
Karena ingin cepat, banyak yang mengirim lamaran pekerjaan dengan lampiran pasfoto ala kadarnya seperti foto selfie, foto menggunakan handphone dengan latar tembok, pasfoto yang hanya diedit latar belakangnya namun tetap berantakan, sampai hasil scan foto jadul (jaman dulu). Pasfoto bagi HRD atau yang menerima lamaran Darlings itu penting karena menunjukkan keseriusan seseorang dalam mencari pekerjaan. Sepintar apapun jika tidak serius, lamaran kamu akan sia-sia. Tips : buat pasfoto di studio foto, supaya mendapatkan hasil yang diinginkan.
Tips : Jika alamat email kamu masih seperti itu, buatlah email baru menggunakan nama lengkapmu saja ya, Darlings!
Tips : Kalau kamu punya kenalan ‘orang penting’ cantumkan kontaknya, agar ia bisa merekomendasikan kamu kepada perusahaan yang kamu lamar. Itulah 13 kesalahan dalam membuat CV yang membuat kamu tak pernah diundang wawancara oleh perusahaan. Perbaiki dan jangan pernah menyerah. Semoga tips di atas bisa menjadi acuan kesalahan membuat CV. Kuncinya, when it comes to CV or resume, think like an HRD staff. Banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja seperti kamu. So, Darlings masih betah menganggur? |
Categories
All
Archives
November 2018
|