Saya turun dari tempat tidur saya dan menghampiri Mia. Saya cium bibirnya dan Mia membuka baju, saya praktis telanjang bulat. Mia lalu membuka baju seragamnya dan menurunkan BHnya lalu mengangkat roknya dan celana dalamnya ditarik kebawah kakinya.
Kami berciuman dengan penuh gairah. Saya menuntun Mia ke sofa, saya duduk disofa dan Mia duduk dipangkuanku menghadap saya. Saya mencium buah dadanya yang besar. Mia mendesah dengan nikmat. Ia mengangkat pantatnya dan menuntun kontol saya kearah vaginanya. Vaginanya yang sudah basah membuat kontol saya masuk dengan mudah. Mia mendongak sambil memejamkan matanya menikmati kontol saya. Ia menggoyangkan pinggulnya naik turun dan memutar-mutarnya. Kontol saya terasa seperti ditarik dan diremas bersamaan. Nikmat sekali. Payudara Mia bergoyang-goyang dimuka saya dan langsung saya sambar putingnya dengan gigiku dan menggigitnya. Dengan penuh gairah Mia memainkan kontolku dalam vaginanya. Bibirnya ia gigit agar tidak sampai berteriak. Saya sendiri berusaha menutup mulut saya dengan membenamkan kepala saya di buah dada Mia. “Sshh.. Enak Arthur, enak sekali” ujar Mia mendesis. Bagaikan kuda liar, Mia terus mengayun-ayunkan pantatnya. Keringat menetes dengan di kening dan dadanya. Wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik meluapkan gairah didalam dirinya. Saya melirik ke bagian bawah perutnya, terlihat bulu kemaluannya yang agak lebat. Biasanya saya sedikit turn-off melihat wanita yang bulu kemaluannya lebat tapi kali ini gairah saya tidak padam malah semakin membara. Tanpa mengeluarkan kontol saya atau mengubah posisi ML, saya mengangkat Mia. Mia memeluk saya dan kakinya melingkar di pinggang saya. Saya baringkan Mia di sofa, Mia menekuk kakinya lalu merapatkannya sehingga kontol saya terasa semakin rapat di vaginanya. Saya mulai menggenjot vagina Mia. Saya condongkan dada saya sehingga menyentuh dengkul Mia. Mata Mia tidak lepas dari mata saya. Tangan kanan saya meremas payudara Mia sedangkan tangan kiri saya meraih ke anus Mia dan memainkannya. Mia mendelik saat saya memasukkan jari tengah saya ke anusnya, perlahan tangan kanannya meraih jari saya danmenariknya keluar “Jangan sayang, sakit” ujar Mia. Saya terus menggenjot Mia dengan penuh gairah. Mia meremas-remas payudaranya sendiri sambil memejamkan matanya. Tak lama kemudian saya merasakan akan ejakulasi. “Mau keluar Mia” Mia langsung menurunkan kakinya sehingga kontol saya tercabut dari vaginanya, ia duduk lalu meraih kontol saya. Kontol saya langsung diremas dengan gemas dan dimasukkan ke mulutnya. Tangan kanannya meremas-remas biji sedangkan tangan kirinya memegang batang kontolku. Saya memegang kepala Mia dan menekan-nekan kepalanya sehingga kontol saya terasa masuk lebih dalam kedalam mulut Mia. Kontol saya langsung memuntahkan peju kedalam mulut Mia yang mungil. Peju saya terlihat memenuhi mulut Mia sehingga ia terpaksa mengeluarkan kontol saya dari mulutnya dan menelan peju saya kemudian menjilat sisa peju yang turun di batang kontol. Kontol saya langsung bersih dijilat. Saya sebenarnya masih penasaran belum menjilat vagina Mia, tetapi Mia cepat-cepat memakai bajunya dan membereskan rambutnya. Keringat di dahinya ia lap dengan tissue. Kemudian ia mengambil bolpen dan menulis alamat dan nomor handphonenya. “Saya off-duty hari Senin. Kamu pasti boleh pulang besok. Tapi nanti dokter akan minta kamu istirahat beberapa hari. Datang aja ya ke kost saya hari Senin” kata Mia. Saya cium bibir Mia dan Mia bergegas keluar. Sabtu Hari Sabtu saya akhirnya boleh pulang dan persis seperti yang dibilang Mia, saya diminta untuk istirahat dirumah sampai hari Rabu. Senin Jam 9 pagi saya sudah tiba di tempat kost Mia, sebelumnya saya sudah menelepon Mia untuk datang kesana. Mia telah menunggu diruang tamu tempat kostnya. Ia mengenakan celana pendek warna coklat dengan kaos lengan buntung yang ketat. “Hai, akhirnya datang” seru Mia dengan senang. Mia langsung mengajak saya ke kamarnya. “Kangen dengan Mia” kata saya sambil mencium bibirnya. “Iya, saya kangen juga, masih penasaran dengan kontol kamu” jawab Mia sambil ciuman. Saya membuka kaos dan celana pendek Mia. Tampak celana dalam model g-string berwarna hitam dikenakan Mia. Mia lalu gantian membuka baju dan celana panjang serta celana dalam. Kemudian Mia jongkok didepan saya lalu mulai menghisap kontolku. Selang beberapa menit menghisap kontol, saya meminta Mia berdiri lalu saya baringkan ditempat tidur. Saya cium payudaranya sambil tangan kanan saya mengelus vaginanya dari balik celana dalam. Mia memejamkan matanya menikmati kenikmatan yang saya berikan. Putingnya secara gantian saya hisap dan gigit lalu saya turun ke perut Mia. Mia menjerit geli saat saya gigit perutnya. Dengan tak sabar saya mulai mencium vaginanya dari balik celana dalamnya, kemudian saya tarik celana dalamnya sampai ke dengkulnya. Wah ternyata Mia telah mencukur bulu kemaluannya sehingga terlihat tipis dan rapih, beda dengan malam sebelumnya yang bulu kemaluannya terlihat lebat. Saya jilat vaginanya yang berwarna merah, klitorisnya yang besar tidak luput dari gigitan saya. Mia menjerit-jerit kecil menerima gigitan-gigitan di klitorisnya. Saya membalikkan tubuh Mia lalu membuat posisi doggy style. Mia nungging didepan saya, pantatnya yang mungil saya remas dengan keras lalu saya minta Mia membungkuk lebih dalam sehingga anusnya terlihat. Saya jilat anusnya, Mia menggelinjang kegelian. Kemudian saya mulai mengarahkan kontol kedalam vagina Mia. “Aahh, enak Arthur, enak sekali. Terus sayang. Lebih keras” pinta Mia. Vagina Mia terasa hangat dan basah. Saya memegang pantatnya dan menggenjot vagina Mia dengan penuh nafsu. Mia mendesis-desis sambil memutar-mutar pantatnya. Setiap kali Mia memutar pantatnya, kontol saya terasa seperti ditarik lebih dalam divaginanya. Entah bagaimana caranya dia bisa melakukan itu. Saya memejamkan mata menikmati pijitan kontol saya dalam vagina Mia. Mia kemudian meluruskan kakinya sehingga tubuhnya rata dengan kasur, saya terpaksa harus menurunkan badan saya dan menindih tubuh Mia dari belakang. Tapi dengan gaya ini, kontol saya terasa semakin sempit memasuki vagina Mia karena dihimpit oleh paha Mia. Tidak lama kemudian saya ejakulasi. Saya melenguh dengan keras dan tubuh Mia ikut mengejang pertanda ia juga orgasme. Saya lalu menindih tubuh Mia tanpa mengeluarkan kontol saya. Mia kemudian memutar tubuhnya lalu gantian menindih dada saya. Kami saling berciuman dan istirahat. “Arthur, mau nggak kalau ada variasi?” tanya Mia. “Variasi seperti apa?” tanya saya balik. “Ada orang ketiga” sahut Mia. “Siapa?” “Namanya Desi, dia suster juga tapi kerjanya di lantai 2 dirumah sakit yang sama” “Boleh aja, sekarang?” “Bisa, tinggal telepon dan nanti dia datang dari kamar sebelah” “Hah? Dia disebelah? Cantik nggak?” tanya saya bertubi-tubi. Kalau nanti yang datang suster yang mau mandiin saya waktu hari Jum’at pagi kan repot, pikir saya dalam hati. “Cantik, jangan takut deh. Dia satu kost dengan saya” jawab Mia sambil meraih handphonenya. Rupanya Mia telah bercerita kepada temannya mengenai persetubuhan kita di rumah sakit. Dan lebih mengejutkan lagi, Desi ini juga sering bersetubuh atau setidaknya oral sex dengan pasien. Hmm, nakal juga suster-suster ini, pikir saya dalam hati. Dalam waktu kurang dari semenit, Desi mengetuk kamar Mia dan dibukakan oleh Mia. Wajah Desi boleh juga walaupun tidak secantik Mia. Desi memakai daster bercorak bunga-bunga dengan warna mencolok khas dari Bali. Dari balik dasternya tampak buah dadanya yang tidak disangga BH. Saya masih berbaring di tempat tidur dengan telanjang dan mata Desi langsung tertuju ke kontol saya. “Halo Desi” kata saya untuk menghilangkan kecanggungan. “Halo Arthur” sahutnya dengan sedikit malu. Mia berdiri dibelakang Desi lalu membuka daster Desi. Desi langsung telanjang bulat. Desi tersenyum malu lalu mendekat kepada saya. Saya meremas payudaranya yang tidak sebesar Mia tapi bulat dan kencang. Pantat Desi sedikit lebih besar dari Mia, bulu kemaluannya terlihat tercukur tipis dan rapih. Desi meraih kontol saya dan mengelusnya. Kemudian ia membungkukkaan tubuhnya dan mulai menghisap kontol saya, saya raih pantatnya dan menariknya kearah muka saya sehingga kita dalam posisi 69. Mia tampak mengambil handycam dan mulai merekam adegan saya dan Desi. Dengan gemas saya jilat vagina Desi, tercium bau sabun yang wangi. Desi membalas dengan menghisap kontol saya sambil meremas bijiku. Puas ber-69, saya minta Desi tetap nungging lalu saya masukkan kontol saya ke vaginanya. Vaginanya tidak sesempit Mia tetapi begitu kontolku masuk langsung terasa vaginanya berdenyut-denyut di kepala kontolku. Desi saya genjot dengan penuh gairah. Mia merekam setiap adegan sambil tangan kirinya mengelus vaginanya sendiri. Desi mengikuti irama goyangan saya dengan menekan pinggulnya dengan keras kepinggul saya sehingga kontol saya masuk lebih dalam ke vaginanya. Mia kemudian meletakkan handycamnya di meja dengan posisi lensa mengarah kami, kemudian ia berlutut dibelakang saya lalu memelukku. Tangan kanannya meremas-remas biji saya. Rangsangan yang diperoleh dari Mia membuat saya menggenjot Desi semakin keras. “Oohh.. Terus Arthur, terus Arthur.. Saya mau keluar” jerit Desi dengan keras. Tubuh Desi mengejang dan terasa vaginanya Desi menjadi sangat becek. Desi langsung tengkurap dengan lemas dikasur. Wah belum apa-apa udah lemas, saya berkata dalam hati. Langsung saya tarik si Mia dan masukkan kontolku ke vaginanya. Mia membuka kedua kaki dengan lebar dan menerima kontol saya dalam vaginanya. Saya meremas-remas buah dadanya dengan nafsu sambil menggenjot kontolku yang belum tuntas tugasnya. Saya melirik ke Desi dan ia kelihatannya kembali bergairah. Ia jongkok diatas muka Mia dan Mia langsung melahap vagina Desi. Desi melenguh setiap kali lidah Mia menyapu vaginanya. Saya mencium bibir Desi dan kita saling berpagutan. Setelah menyetubuhi Mia selama 10 menit, peju saya terasa mau keluar. Langsung saya cabut kontol saya dan menyodorkannya ke mulut Desi. Desi menerima dengan senang dan menghisap dan menelan peju saya. Mia sendiri masih asyik menjilat vagina dan anus Desi. Saya terkulai ditempat tidur, Desi rebahan disebelah kiri dan Mia disebelah kanan. Mia memutar video adegan seks tadi. Sepanjang hari, kami bertiga terus bersetubuh dengan posisi yang berbeda. Kadang-kadang gantian saya yang meng-handycam Desi dan Mia yang ber-69 dan berciuman. Three-some yang sangat eksotis. Tubuh saya langsung terasa sehat dan segar.
0 Comments
Namaku Andika saat ini aku kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di jakarta. Aku orangnya biasa-biasa saja, tapi banyak yang bilang badan aku gagah, tinggi 175cm. Sewaktu aku di SMU, aku termasuk salah satu laki-laki idaman para wanita. Mulai dari Kelas 1 sampai kelas 3.
ini berawal pas aku duduk di SMU, saat pertama kali aku masuk kelas 3.. kebetulan aku merupakan murid pindahan dari Surabaya. SMP aku di jakarta cuma sampai kelas 2 semester 1, setelah itu aku pindah dan melanjutkan sekolahku di Surabaya. Orang tuaku memang sering pindah-pindah kantor sehingga aku terpaksa harus mengikuti mereka. Waktu itu hari pertama aku masuk kelas 3.. aku diperkenalkan di salah satu kelas kalau tidak salah 3 IPA, aku orang pinter wajar masuk IPA. Aku diperkenalkan oleh guru aku dan kepala sekolah di kelas. Sesudah itu aku pun dipersilahkan duduk di samping perempuan yang langsung aku kenal namanya Mita. Tingginya sebahu aku, badannya sintal sekali, payudaranya yang selalu menarik perhatian setiap kali aku berada di dekatnya. Aku sempat saling bertukar nomor hp dengannya, setelah aku tau dia kaya’ gimana… aku coba aja jadian sama dia… Aku jalan sama dia masih sampai sekarang… dia klo deket aku rada” binal… Napsuan… bersyukur banget aku dapet perempuank macem gitu… waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya tidak masuk… aku sama Mita ngobrol aja dipojok kelas.. maklum tempat duduk aku sama dia di taro di pojok sama walas… pertama aku sich tidak berani ngapangapain dia di kelas tapi klo udah masuk ke mobil aku abis tuch perempuan…. waktu itu aku lihat temen aku lagi cipokan di depan kelas…. belakang meja guru. Tiba-tiba Mita ngomong gini. "tuch Dodo aja berani.. masa’ kamu kalah sama dia??” “ha? aku kalah……" Belum sempat selesai bicara, bibir aku dilahap sama Mita… kubalas saja dengan ciuman dan sedotan yang bikin dia ampun”an sama aku, Mita sempat ngasih lidahnya ke aku tapi aku lepas ciumannya. "Kenapa?" "Aku tidak mau maen lidah di kelas.. takut kelewatan.." "Ya sudah.. maen biasa aja.." Aku lanjutin ciuman aku di bawah.. bangku meja aku aku dorong ke depan supaya lebih luas aku ngelakuin ciuman demi ciuman.. "ahhhhhh... ahhhh.. Diikk..” kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah aku puas ciumin bibirnya, aku turun ke bawah ke lehernya dia yang makin membuat dia kewalahan dan tangan aku meremas-remas payudaranya yang ukurannya aku taksir 34c. Aku remas tuch dadanya sampe dia kelojotan. Setelah aku nandain tanda merah di lehernya… dia meremas-remas penis aku yang membuat “adikku" tidak kuat lagi menahan di dalam celana dalam. Meskipun masih mengenakan baju seragam dan melakukannya di dalam kelas, aku tetap tidak gentar. Aku bukan resleting celana seragamku dan aku keluarkan si "adik" dan si Mita sudah siap dengan mulutnya yang menganga. Aku sempat menutupi dia pake jaketku sehingga misalnya temen aku nanya aku bilang aja lagi sakit. Jilatan demi jilatan dia beri untuk aku.. Isapan dia bikin aku tidak kuat lagi untuk menahan keluarnya maniku.. Lidahnya bergoyang-goyang di adik aku. “akhhhhhhh..." *crotttttt…… croooootttt.. crotttttttttttt..* Keluar semburan air maniku.. Mita membersihkannya dengan mulutnya… dan di kocok-kocok terus di adik aku.. Selesai itu aku bersihkan mulutnya dengan tissue yang ada di kantongnya. Aku sama Mita kembali berciuman… freench kiss,,, lidahnya dia bergelut di dalam mulutku. Jam 12.00 aku balik sekolah. Sebelum aku gas mobil aku ke rumah aku di bilangan bekasi.. tidak jauh dari rumahnya Mita.. aku memainkan dadanya Mita dulu di dalam mobilku. Aku buka kancing seragam perlahan-lahan dibantu Mita dengan napsu yang ganas… Mita ngerti maksud aku and dia nge buka tali BHNya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara isapan aku muncul di depan aku….. dengan napsu di ujung rambut aku isap puting susunya tangan kiri aku megangin kepala belakang dia.. dan tangan kanan aku meremas dadanya yang satu lagi. “ahhhhh…….. Andika…… pelan” donkkk……. Mita udah tidak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh.." puting Mita yang berwarna ke merah mudaan tertelan abis oleh mulutku dan tiba-tiba saja tubuh Mita menggelinjang seperti cacing kepanasan. Aku sedot terus dada Mita sampai puting itu terasa keras sekali di mulutku. Mita cuma diam dan terkulai lemas di mobil aku…. aku lihat parkiran mobil di sekolahan aku udah sepi…. Mita mengancingi baju seragamnya satu aku bantu supaya cepat. Selama dalam perjalanan pulang Mita tetap lemas dan memejamkan matanya… aku kecup keningnya sesampai di rumahku. Mita bangun dan dia pengen ke kamar kecil, aku suruh dia ganti seragam dengan baju kaos yang dia bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah…. selesai dari kamar mandi aku lihat Mita melepas BHnya…. terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu. Belum sempat masukin baju ke tasnya dia… dia aku dorong aku tempat tidur… dan aku lahap bibirnya dan dia membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan napsu… aku yang cuma make bokser doank… ke walahan tangan dia bermain” di selangakangan aku….. aku bermain di leher dia dan aku buat cap merah lagi di lehernya…. aku sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dia cuma make CD G string… dengan perlahan dia menurunkan roknya dan hanya menggunakan CDnya. Aku copot dan aku jilati vaginanya.. ”ahhhhhhhhhhhhhhhhhh.. Dik....ahhhhhhhhhh..” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Aku rasakan vagina Mita semakin keras dan aku gigit halus klitorisnya dia teriak semakin kencang untung di rumah cuma ada pembantu aku.. “dit…….. puasin aku donkkkkkkk.” Terus aku jilat dan aku sodok vaginanya dengan jari telunjukku. ”dikkkk... aku keluarrrrrrrrrrrrrrrr……..” vagina Mita basah ketika di depan mataku.. Kusedot sampai bersih tuch vagina…… udah gitu aku lihat dia memegang bantal dengan keras……. aku deketin dia dan aku cium bibir dia……. ternyata dia blum lemas….. dia bangkit dan memegang penis aku dan di kocokinnya sampe si adik mengacung sangat keras….. penis aku di masukin ke mulutnya Mita…. di masukan di keluarkan…. sampai-sampai di sedot. "uhhhhhhhhh….." nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi. Buah zakar aku juga tidak lupa ikut disedot. Ketika biji aku disedot rasanya aku pengen FLY. kocokan Mita semakin panas dan hisapannya semakin tidak manusiawi lagi…… wajahnya tambah manis kalau dia sedang horny begini.. *ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……… crottttttttttttttttttttttttttttt* Spermaku tumpah semua ke lantai kamar aku dan sisanya dijilatin Mita sampai bersih. Aku bangkit dan menarik tangan Mita, aku ciumin dadanya aku kenyot-kenyot lagi putingnya sampai merah.. Aku cupang di sebelah putingnya. Manis sekali payudaranya. Membuat aku semakin bernafsu. “Mitaku sayang…. masukinnn sekarang yach??” “ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu…..” Aku bertukar posisi, Mita di bawah dan aku di atas. Sebelum aku masukan penisku aku gesek-gesek terlebih dahulu di depan vaginanya. Belum aku masukin aja Mita udah meringis. Aku dorong perlahan-lahan. “Dik.. pelan-pelan, sakit..” Dibantu dengan tangannya perlahan-lahan penisku masuk. Baru seperempatnya masuk aku cabut lagi dan aku sodok lagi hingga akhirnya masuk semua. Aku lihat Mita sangat menderita tapi sepertinya dia juga terlihat senang sekali. Sudah semuanya masuk aku goyangin, aku maju mundurin perlahan lahan….. bokong Mita pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan….. setelah beberapa menit aku goyang tiba-tiba tubuh Mita mengejang dan akhirnya… Mita orgasme untuk ke 3xnya.. Aku cabut kembali penisg w dan Mita berada di atas aku….. posisi ini membuat aku lebih rileks…. Mita memasukannya pelan-pelan digenggamnya penisku dan di masukannya ke vaginanya dan blesssss ternanam semua di dalam vaginanya….. badan Mita naik turun mengikuti irama…. Mita mengambil bantal yang da di sebelahnya dan meletakkan di kepalaku. Posisi ini membuat aku bisa merasakan 2 gerakan sekaligus… aku emut-emut kecil putingnya Mita dan meremas-remasnya. Bokong Mita terusss bergoyang. "ahhhhhhhhh…… ahhhhhhhhh…….. isappp teruss dik…………” badan Mita mengenjang dan ”Andika.. akuuu pengen keluar lagi..” ”Akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii mitttt……… tahannnn sebentarrrrrrr lagi……” Aku dan Mita mempercepat permainan dan akhirnya.. "Aaahhhhh.. aku keluar….." kata-kata itu yang mengakhiri semua permainan ini. Sampai saat ini pun Mita tetep bermain sama aku… kami tetap melakukan banyakk hal…. dan aku di tunangin sama Mita karena orang tua kami sama” setuju atas hubungan kami. Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks, Cerita Seks Terkini, Cerita Sex Indonesia
Perkenalkan nama aku Roni lengkapnya Roni Baskoro, temen-temen akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan Roni, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke lima (5) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.
Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yang berada di jalan Gatot Sutomo, pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 22.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu, dia sedang melayani pasiennya didalam ruangan kerjanya, aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih, kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika, Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yang begitu mungil dan montok pantatnya yang seksi dengan belah dadanya yang besar sedang membungkuk sehingga sedikit terlihat gundukan-gundukan besar yang agak tembus/transparan dari baju tidurnya yang ketat itu yang berwarna putih sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu. Ditambah senyumannya yang manis, membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya, sebenernya dia udah tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasiennya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku. Aku pun kaget dan dia pun mau kesini, di tanya lah aku Bu bidan : ‘‘Ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu, apa ada yang bisa saya bantu?’’ Aku : ‘Dengan mata melotot memandangi buah dada nya yang besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar..’ Heh he he kata benak fikir ku, aku pun balik jawab sapaannya itu. ‘‘Enggak ada apa apa mbak bidan’’ dengan tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yang di turunkan dari langit, karna aku rasa dia di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe. ‘‘Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan..’’ Bu bidan : ‘‘Ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas…’’ Aku : ‘‘Siapa.?’’ Bu bidan : ‘‘Lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’’ dengan tersenyum. Aku : ‘Waduh senyumanya’, fikirku aku sengaja pura pura enggak tau nama dia, nama mbak bidan ini adalah mbak Sella panjangnya Sella Puspita, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman… Hehehe maunya sih?! Tiba tiba dia menyaut tanganku, aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun.. Terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok-ngocok penisku.. Pasti enak.. Hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berandai andai aku dengan otak ngeres. Mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus Bu bidan : ‘‘Nama aku Sella, aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masyarakat di desa ini’’ Aku : ‘Oh ternyata dia disini lagi praktek dan ditugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..’. ‘‘Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana?’’ Bu bidan : ‘‘Aku asli dari jakarta. Eh tadi katanya mau konsultasi, mau konsultasi apa emangnya? Ohiya sana masuk dulu katanya mau konsultasi’’ pasien ibu-ibu yang sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya. Bu bidan : ‘‘Silakan duduk..’’ Aku : ‘‘Terimakasih mbak’’ Bu bidan : ‘‘Eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kayak gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dari umur kamu.. Oh iya.. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa’’ Waduh lampu ijo nih menurutku. Aku memanggil dia dengan panggilan Sella. Aku : ‘‘Ini alat vitalku kok aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya’’ Bu bidan : ‘‘Emang itu penisnya kamu ada kelainan kah?’’ Aku : ‘‘Enggak tau Sella.. Tapi penisku sedikit membengkong ke kiri apa bisa nanti kalo udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yang begitu?’’ Berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang. Bu bidan : ‘‘Penis yang seperti itu udah banyak kok tapi udah terbukti penis yang bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya..’’ Aku : ‘‘Oh ternyata begitu’’ Setelah berbicara lebar kesana kesitu bla… Bla.. Bla. Akhirnya yang aku tunggu tunggu.. Bu bidan : ‘‘Sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu’’ Aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada Sella Aku : ‘‘Sella udah punya cowok belum?’’ dan dia dengan tersenyum menjawab Bu bidan : ‘‘Belum, kenapa emangnya? Aku buka ya resleting kamu’’ Aku dengan melongo dan terdiam melihatnya, dia sambil membuka resleting celanaku sedikit demi sedikit, aku tanya Aku : ‘‘Sella udah sering iya nanganin yang gini ginian kok keliatanya udah nyantai banget’’ aku dengan sedikit becanda menjahilinya.. Bu bidan : ‘‘Udah resiko kan mas jadi bidan cewek, kalo ada yang mau konsultasi beginian, tapi baru satu yang minta begini..’’ Aku : ‘‘Emangnya siapa?’’ Bu bidan : ‘‘Cuma kamu mas Roni’’ Aku : ‘‘Oooh.. Masa iya? Hehe’’ Bu bidan : ‘‘Terus pertanyaan mas tadi apa maksudnya?’’ Aku : ‘‘Ouh... Enggak ada apa apa, masa cewek se cantik kamu belum punya cowok apa jangan jangan kamu udah punya suami kali?’’ Bu bidan : ‘‘Boro boro mas punya suami, mikir punya cowok aja gak pernah, takut di selingkuhin aku’’ Aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga nih Sella kalo di jadiin pacar aku, keliatannya orangnya baik dan setia. Aku : Aku dengan sigap bertanya ‘‘Mau enggak kalo Sella jadi pacar aku? Aku pasti akan setia dan sayang selalu sama Sella..’’ Dia tersenyum memandangi ku dengan tangannya yang mau membuka resletingku... Bu bidan : ‘‘Apaan sih baru kenal udah nyatain cinta’’ Aku : ‘‘Di coba dulu atuh Sella kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut, hehe, ibarat cinta itu suka tidak memandang waktu, tapi cinta ini mengalir begitu saja’’ Dia tersipu dengan perkataanku tadi. Aku : ‘‘Aku sungguh suka kamu..’’ Dia lagi-lagi tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi dan tinggal kami berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yang pendek se paha atasnya yang mulus itu dan roknya yang berwarna putih terawang/transparan jadi keliatan CD nya (celana dalam) terlihat agak ada cairan-cairan gitu merembes dari CD nya yang berwarna pink itu, ternyata dia udah masturbasi.. Aku begitu ngaceng saat melihat CD nya yang udah basah dengan rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yang udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yang jorok jorok seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku, aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewek yang cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya baru 23.. Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata.. Dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yang sudah ngaceng di kelilingi otot-otot yang besar, dia bertanya padaku, Bu bidan : ‘‘Boleh ndak barang kamu ini aku mainkan?’’ Aku : ‘‘Boleh asal kamu mau jadi cewek aku’’ Bu bidan : ‘‘Iya aku mau karna kamu juga ganteng kok Roni’’ Aku : Aku tersenyum ‘‘Ya udah silahkan jawabku’’ Dan setelah udah mendapat ijin dari ku.. Sella udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yang sudah mengkilap dan udah membesar. Dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku. Aku : ‘‘Ah... Uh... Ahhh.. Uhhh...’’ Rintihku ke enakan di kocok kocok. Kemudian aku meminta dia untuk memasukkan penisku ke dalam lubang mulutnya yang sexy itu perlahan lahan, penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya, di maju mundurkan.. Aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu akhirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya Sella.. Bu bidan : ‘‘Udah keluar ya mas?’’ Aku : ‘‘Iya Sella’’ Aku sambil mendesih ‘Ah.. Uh… Ah.. Uh… Yeh.. Oyeh..’, ‘‘Habis permainanmu enak banget makasih Sella’’ Bu bidan : ‘‘Ah itu belum apa apa, baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya, ntar kalo penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yang sebenarnya..’’ Aku suka dia berkata seperti itu, dalam hati ku berkata ‘Ok kita lanjut..’, saya sudah yakin dia pasti sudah pengalaman banget. Dan aku juga meminta kepadanya Aku : ‘‘Boleh ndak aku juga minta keperawanan mu?’’ Bu bidan : ‘‘Boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya’’ Aku : ‘‘Iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu Sella’’ Lalu aku membuka roknya, sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah, aku mainkan di permukaan CD nya yang halus, keliatan sedikit vaginanya di dalam CD dia yang berwarna pink itu, udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek-gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klitorisnya, dia ke enakan. Bu bidan : ‘‘Kamu pintar banget mas’’ Tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya akhirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah, ah.. erangan yang panjang. ‘‘Enak mas’’. Lalu kubuka semua yang masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga. Pakaianku di lucuti oleh Sella kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya, aku remas remas ke dua susunya yang super besar itu, putingnya yang kemerah merahan pink itu dan buah dada yang besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas-remas payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki, dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yang tanpa tumbuh rambut di situ kelihatannya sih abis di cukur, saya perhatikan dia juga suka merawat diri, yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir. Oh indah nya surga ini Vagina yang begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu) dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya, aku jilati klitorisnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur... Ah.. Uh.. Ah.. Uh.. Ah.. Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan kedalam vaginanya, ku maju mundurkan terasa jari ku basah banget di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya cuma berjarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya, Sella merangsang menggelinjang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klitoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian Sella mastrubasi kesekian kalinya ‘Ahhhhhhh’ erang panjang dengan desahan tak beraturan. Bu bidan : ‘‘Dia bilang jangan siksa aku begini mas Roni, enak banget... Ahhhhhhh, uhhhh... Cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku’’ Tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini. Dia tarik penisku dan masukkannya kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu, sedikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banget, ku ulangi lagi sedikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banget kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras ‘Aaaahhhhhhaaaahhhh… Sakit’ Dan aku rasa ada sesuatu yang mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan Sella, ku cabut sebentar penisku ke luar, dia elap penisku yang penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya Sella dari darah keperawanannya itu. Aku : ‘‘Sella, aku sungguh cinta dan sayang sama kamu’’ Bu bidan : ‘‘Aku juga’’ Aku : ‘‘Maaf Sella keperawananmu sudah aku ambil’’ Bu bidan : ‘‘Iya enggak apa-apa, janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang Sella sampai kapanpun hingga akhir menjemput kita’’ Aku : ‘‘Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama Sella sampai mati’’ Sambil mendekam dan memeluk tubuh Sella dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yang udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan penisku lagi ke dalam vaginanya, kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan mastrubasi tadi yang mengalir deras jadi itu yang membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya, aku maju mundurkan penis ku. Bu bidan : ‘‘Ah... Uh… Lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’’ Dia berbisik di telingaku. Aku : ‘‘Iya sama’’ Langsung aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payudaranya, aku me maju mundurkan penisku ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu, dia merangsang lagi dan mengerang lagi ‘Ahhh ahhhh ahhh’ erangan yang panjang, dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku... ‘‘Aku keluarin kemana Sella?’’ Bu bidan : ‘‘Ke dalam aja aku juga mau keluar...’’ Penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk suara penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak... Ahhhhh akhirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua. Bu bidan : ‘‘Aku keluar mas... Ahhhhhh’’ Cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku ‘Crut crut crut’ dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya ‘Crut crut crut ah ah ah ah’ Sella begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku… Kita berdua mengerang panjang ‘Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh’. Kita berdua berbaring, dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya Sella. Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan, terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya.. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan Sella tak mau melepaskan penis aku. Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya, aku bilang ‘Sella’, dia bilang ‘udah diem’ ternyata dia masih terangsang, sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan Sella mulai mengelinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua mastrubasi lagi, Aku : ‘‘Ahhhhhahhhhhahhhhhh.. Sella aku keluar’’ Bu bidan : ‘‘Aku juga mas’’ Karna belum makan jadi cepet dah mastrubasinya, tapi aku dan Sella satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme (sama sama menguntungkan)? Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya Sella masih menginginkan itu. Aku : ‘‘Sella udah dulu, apa enggak kerja hari ini? Besok juga ada hari hari lagi Sella buat sex kita’’ Dia pun akhirnya mengerti. Bu bidan : ‘‘Iya udah kalo gitu’’ Dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. Karna hasratnya tak terpenuhi hari ini. Aku : ‘‘Aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya’’ Bu bidan : ‘‘Iya mas dengan senang hati aku tunggu kamu ya’’ Aku : ‘‘Makasih iya sayang kamu telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan’’ Bu bidan : ‘‘Iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku’’ Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya. Aku : ‘‘Sekali lagi terimakasih sayang Sella’’ Sella pun tersenyum. Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love (ml) setiap kencan dinner atau lain halnya pasti kita selalu making love… Atau ngentot, entah itu pagi atau siang dan juga entah itu malam. Kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita.. Kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput. Dan pertama kali juga aku punya cewek karna selama ini aku belum pernah punya cewek... Awalnya mau pura-pura konsultasi eh malah bener-bener dapat apa yang aku mau. Jadi dapet dua duanya, vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. Dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas prakteknya itu. Memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita ABG, Cerita Janda, Cerita Perawan, Cerita Perkosaan, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Seks, Cerita ML, Cerita Ngentot, Cerita Bokep
Ini adalah kisah pengalaman pribadiku dengan sepupuku Endah. Gadis muda belia yang kuperawani hingga darah keperawanannya kulihat mengucur dari kemaluannya. Tak kusangka semua ini akan terjadi, namun nasi sudah menjadi bubur, aku bisa apa.. beginilah ceritaku….
Perkenalkan namaku Gilang, umurku masih 22 tahun. Kejadian ini bermula ketika keluarga besarku semua berkumpul karena suatu tradisi setahun sekali keluargaku pasti berkumpul bergiliran dimasing-masing rumah. Naaah dalam kumpul kali ini, keluarga besarku memutuskan untuk pergi muncak. Dan setelah semua setuju, akhirnya keesokan kita semua-pun langsung berangkat kepuncak. Karena kita berangkat dari rumah sudah hampir sore, maka kita sampai puncak tengah malam. Sampai di villa, kita semua langsung istirahat karena kelelahan dalam perjalanan. Keesoakn harinya, aku dan sepupuku yang bernama Endah duduk diteras sambil mengobrol. Sedikit gambaran tentang Endah, dia orangnya tinggi seperti aku sekitar 168cm dan Endah memiliki tubuh yang sangat indah dengan buah dada yang cukup besar sekitar 36B, pantat yang bulat padat, kulitnya putih mulus, rambutnya hitam panjang, serta pinggang yang begitu langsing, hingga Endah terlihat sangat perfect. “Nanti malam acaranya ngapain kak??” ujar Endah “Mungkin pada karaokean dek, lha kenapa dek???” tanyaku “Aaaahh…enggak papa kok kak, Cuma tanya aja” jawabnya sambil tersenyum “Aaahhh…gak mungkin kalau gak ada apa-apa, kamu BT yaaa???” tanyaku mendesak “Iya kak, nanti kalau karaoke pasti aku disuruh nyanyi sama papah” jawab Endah jujur “Yaudah bilang aja sama papah kalau kamu lagi gak pengen nyanyi. Emang kamu sendiri pengen ngapain say?” (aku dan Endah sudah biasa manggil sayang-sayangan meskipun didepan keluargaku) “Nggak…Pokoknya lagi pengen bebas ajah…Lagi gak pengen disuruh-suruh” ujar Endah ketus “Oooo…Terus kamu lagi pengen ngapain dong say?” tanyaku lagi “Gimana kalau kita jalan-jalan aja pake mobil. Nanti aku minjem mobilnya papah ajah. Nanti kamu yang nyetir” ujar Endah “Oke aja dech. Tapi jam berapa? Soalnya jam lima aku mau nata makanan” tanyaku “Jam 8 nan aja yah kakakku sayang, jadi kita sama-sama sudah gak ada kerjaan. Setuju?” “Okey deeehh” Pukul lima sore aku langsung menuju kamar Endah. Kuketok pintu kamarnya 4 kali, terus aku belakangin pintu. Tak lama kemudian Endah membuka pintu, Endah menyuruhku masuk. “Kak, kunci pintunya donk, akuu mau mandi. Kakak udah mandi belom?” Ternyata saat itu Endah cuma pakai handuk waktu kubuka pintu kamarnya “Udah lah, masa mau jalan-jalan gak mandi? Emang kenapa mau mandi bareng?” “Boleh… yuk!” Jawab Endah antusias “Gak aaahh, orang becanda juga, aku baru mandi tau” “Yaudah…aku mandi dulu ya. Kamu tunggu bentar yah… Kalau mau pakai laptop pakai aja, itu ada didalam tas. loginnya Erma passwordnya “Okeeyy” Abis itu Endah nyium pipiku Masih anget nih laptop. Begitu kubuka laptop dan login masuk, mucullah notepad yang isinya : “Kak, liat keluar jendela deh, jalanan macet banget. Gak usah jalan-jalan yah…Ooo iya, kayaknya view dari kamar kamu lebih bagus deh. Nanti bawa laptop aja kesana. Jadi kita ngobrol sambil denger lagu” Kok pakai pesen segala sih, kenapa tadi gak ngomong langsung saja tadi. “Aku masih belom curiga, soalnya aku mikir, sepupuku ini ngapain mikir yang enggak-enggak” “Dek, jendela kakak buka yah. Kakak mau ngerokok. Ooo iya minta rokok ya. Rokok kakak ketinggalan dibawah” Teriakku didepan pintu kamar mandinya Endah “Pakai aja kak, rokokku ada didalem tas kecilku” Tak berasa sudah 4 batang malboro merah punya Endah habis. Soalnya aku maen game flash yang ada dilaptop Endah sambil dengerin mp3 koleksinya sepupuku. Endah keluar dari kamar mandi. Loh? Kok bugil? “Ehhh Erma malah telanjang Jalan-jalan lagi…” Celetuku “Aaahh, biarin aja. Kakak ini yang ngeliat” Aku cuma bisa geleng-geleng aja Seketika itu aku konak gara-gara liat puting merah muda indah dan meki tanpa rambut kemaluan yang sangat harum sekali “Udah baca kan pesenku? Itu loh yang di notepad tadi?” Tanya Endah “Ooooww…sudah kok. Kenapa kamu gak bilang dari tadi? Ya udahlah, ayo kekamarku” Aku jalan duluan nenteng laptop Endah ditangan kanan, sambil megang rokok ditangan kiri. Habis kubuka kamarku, kutaruh laptop dimeja lalu kucolok kabel speaker aktif kecil yang kubawa dari rumah. Tak lama kemudian Endah masuk, lalu Endah langsung nutup dan mengunci pintu kamarku. “Kok dikunci dek?” Tanyaku sedikit bingung “Biar gak ada yang gangguin” Jawabnya manja Seraya mendengarkan musik, Endah narik tanganku, yang otomatis aku jadi balik badan. Kemudian Endah nyium bibirku sambil berkata, “Ajarin aku ML dong kak” “Beneran? Yakin? Kamu gak salah?” candaku sambil tertawa “Emang aku keliatan lagi becanda ya kak?? Mending minta ajarin sama kakak” Gak pake mikir lama lagi, langsung saja kukecup bibirnya. “Aku ajarin pelan-pelan yah” bisikku Tanpa komando, Endah langsung membuka semua pakaian yang nempel ditubuhnya. Aku juga gak mau kalah, dalam hitungan detik aku sidah telanjang. Perang bibir-pun dimulai lagi. Pelan-pelan bibirku pindah dari bibir ke telinga, kujilati telinga dan sesekali kugigit kecil. Endah cuma bisa mendesah. Begitu jilatan kupindah kebagian belakang kupingnya, reflek Endah megang pinggangku. Sementara Endah menggelinjang, bibir dan lidahku mulai berjalan menuju bagian belakang leher yang kemudian kembali kearah leher dan segera turun ke bagian dada. Tangan kiriku mulai beraksi dipayudara kirinya sementara tangan kananku bermain dimemek Endah. Sesekali aku bangkit untuk mencium bibir Endah. Sekarang aku mulai menjilat lubang pusar Endah. Tak ayal Endah-pun memegang rambutku karena kegelian. Kemudia kuminta Endah untuk duduk diatas tempat tidur yang sudah aku kasih alas pake handuk bekas mandiku tadi. Kuminta Endah ngangkang dan kukecup lembut memeknya. “Baru kucukur tadi loh kak, jadi bagus kan?” ucap Endah “Udah bagus, wangi pula…” jawabku Tanpa panjang lebar, mulailah lidahku berkelana dipintu vagina Endah sepupuku sendiri. Saat lidah dan bibirku menjamah klitoris miliknya, Endah sembari menggelinjang menjambak rambutku dan mulai berdesis nikmat. “sss… ssh… don’t stop please… don’t” Mendengar desahan Endah, aku semakin nafsu untuk menjilat dan menyedot cairan dari memek Endah yang sudah dari tadi basah. Dan aku mulai mencoba variasi jilatan plus permainan jari didalam vagina Endah. Sekitar 7 menit kemudian, Endah menggelinjang hebat karena telah meraih kenikmatan tiada taranya untuk yang pertama. “Kak, aku mau nyobain punya kamu donk” ujarnya “Kamu bisa mainin ini pake mulut kamu gak?” Sembari menunjuk k0ntolku yang sudah menghitam karena kerasnya aliran darah “Ajarin…” Jawabnya dengan nada manja “Kamu jilat dulu” Pintaku sambil tiduran disamping Endah Lalu Endah bangkit dan membungkuk meraih k0ntolku dan mulai ngejilat perlahan. “Sekarang kamu emut deh” Pintaku “Muat gak nih?” tanya Endah (Maklum k0ntolku cukup besar dan panjang dari standar orang Indonesia) “Setelah k0ntolku masuk kedalam mulut Endah yang lama-lama nafsuin ini, kuminta Endah sesekali pake lidahnya juga. Setelah kurang lebih 5 menit k0ntolku disedot-sedot, kuminta Endah untuk menghentikan aktifitasnya itu. Kuminta Endah tiduran, kemudian kulingkarkan kaki mulusnya itu dipinggangku. Pelan tapi pasti, kuarahkan penisku kedepan vagina Endah. “Pelan-pelan kak, akuu masih perawan” Aku cuma bisa ngangguk… “KAMPREEET… Bisa bentar doang nih… Perawan pasti masih peret…” Pikirku Perlahan kumasukin dan ternyata benar, sempit banget namun aku tetep jaga pikiranku biar gak terlalu kebawa nafsu. Kalo nafsu semua gak nyampe 2 menit juga keluar. Sekitar 2 menit prosesi sakral itu berlangsung, Aku ngerasa kayak ada yang menghalangi k0ntolku ini menuju sasaran. Kami ciuman sembari kutekan sedikit lebih keras penisku. Tiba-tiba lidahku digigit sama Endah, “Saa…kit…” rintihnya sambil menitikan air mata. Tembus nih “Kucabut aja yah” Gak tega juga nyakitin adek sepupu sendiri Ditahannya badanku pake kakinya waktu mau kucabut k0ntolku dari vaginanya. “Katanya sakit?” tanyaku “Gak papa, yang penting kakak seneng” jawabnya “Bener nih?” tanyaku lagi Endah cuma ngangguk, sambil nyium Endah, kutekan lagi perlahan sambil kumainkan toket putih dan klitorisnya yang berwarna merah itu. Sekitar 5menit kemudian, Endah menjerit kecil. Ternyata sudah mentok. Kujilat leher dan telinganya sambil perlahan kugoyang k0ntolku keluar masuk. 5menit berlalu saat Endah mendesah dan meracau “Faster please, sakit… tapi… enak…” Endah menjerit kecil saat k0ntolku mentok dirahimnya Lalu kuperlambat gerakanku. Masukin pelan-pelan, tapi mundur seketika, maju pelan-pelan, mundur secepat kilat. Endah terlihat menikmati sensasi yang kubikin barusan. Ternyata hal itu bikin Endah semakin liar. Sejurus kemudian Endah sepupuku yang menggairahkan terlihat darah perawannya mengalir pada pahanya ketika kubalikkan badanku. Akhirnya… Posisi yang kusuka, Kayaknya gak sampai 10 menit, Endah sudah kayak profesional aja nih. Sedotannya mantap, tarikannya kenceng. Ah… Bisa mati konak sebelum cum nih pikirku. Keringat bercucuran dikamar yang berudara dingin puncak itu. Keliatannya Endah sudah mau keluar nih. Karena sedotan vaginanya semakin kenceng dan temponya semakin cepat. Suara-suara nafsu-pun mulai menggema dikamarku yang cukup besar dan agak terpencil… Kurasa penisku kayak disedot pake vacuum cleaner. Rasanya kenceng banget! Ternyata Endah baru saja keluar. Endah terkulai lemas diatas badanku. “Say, sekarang gantian yah. Aku berasa nanggung nih” pintaku “Terserah kamu kakakku sayang” balasnya Tanpa basa-basi, kurubah posisi Endah sehingga nungging didepanku. Posisiin tanganku dipinggang Endah sepupuku yang cantik dan menggairahkan. Dan mulai kugenjot dari belakang. Setiap kali k0ntolku mentok, Endah menjerit kecil. Dan Endah mulai bermain dengan klitoris miliknya sendiri. Sekitar 10 menit kugenjot vagina Endah, kurasa aku pengen keluar nih. “Saay, kamu mens kapan?” Tanyaku tanpa putus genjotan bahkan mempercepatnya “Aaahhh… 2 ha… aw… 2… hari… ah… lagi… kena… knapa?” balas Endah sambil terus mendesah “Kakak… dah… mau… keluar…” Erangku “Ters… ss… serah… kakak” “Hamil, hamil deh. Bodo amat” Pikirku “Saayyy… kakak… mau… keluaaarr… Aarrgh…” aku menjerit kecil Kumentokin dan kutancepin dalem-dalem k0ntolku. Dengan tanganku masih dipinggang Endah, kutarik pinggang Endah kearahku hingga menimbulkan rasa mentok yang luuarrr biasa. Endah menjerit sambil menitikan air mata saat kukeluarin pejuhku didalem vaginanya. Kulonggarkan peganganku dipinggangnya setelah tetesan pejuhku yang terakhir. Aku duduk disamping Endah dan nyium dia. “I’am sorry, sorry if i’d cum inside of you” “Gak papa, kalaupun aku hamil, kita nikah aja sekalian ya kak” Sambil kujilat air matanya, dia bisikin sesuatu, “Say…terakhir itu sakit tapi bisa bikin aku puas banget loh saayy. Kapan-kapan kita ulangin lagi ya. I love you”
Pеrkеnаlkаn nаmаku Wandi, аku ѕеkаrаng berumur 27 tаhu. Aku memiliki seorang teman wanita bernama Dini kаmi ѕаngаt аkrаb dаlаm hubungаn ѕаhаbаt, kаmi аdаlаh tеmаn ѕаtu kuliаh dаn ѕаtu аngkаtаn, Dini аdаlаh wаnitа уаng dаhulu wаktu SMA уаng ѕеmраt аku ѕukаi, kаrеnа diа wаktu SMA ѕudаh рunуа расаr jаdi аku tidаk mаu mеnggаnggu hubungаnnуа, ѕааt diреrtеmukаn di ѕеbuаh univеrѕitаѕ kаmi ѕеtiар hаri bеrtеmu, kаmi ѕеring mеngеrjаkаn tugаѕ tugаѕ bеrѕаmа.
Sесаrа fiѕik Dini сukuр mеnаrik. Wаjаhnуа berbentuk оvаl dаn mаniѕ. Tidаk tеrlаlu саntik tарi jеlаѕ tidаk biѕа dikаtаkаn jеlеk. Tingginуа ѕеkitаr 160 сm, bеrаtnуа proporsional. Rаmbutnуа diроtоng реndеk dengan роni di dаhinуа. Kulitnуа сukuр рutih untuk ukurаn оrаng Indоnеѕiа. Pоkоknуа tidаk mеmаlukаn lаh kаlаu kitа аjаk jаlаn diа di tеmраt umum. Sауаng аdа ѕаtu kеkurаngаnnуа, Dini kurаng biѕа bеrѕоlеk, kеѕаnnуа mаlаh аgаk tоmbоу. Kе-mаnа² diа hаmрir ѕеlаlu раkаi сеlаnа jеаnѕ dengan kеmеjа аgаk lоnggаr. Pаdаhаl реrilаkunуа ѕаngаt fеminin, jаdi аgаk kоntrаѕ dаn kurаng сосоk. Sоrе itu аku ѕеdаng mеngеrjаkаn tugаѕ di реrрuѕtаkааn kаmрuѕ. Dini jugа kеbеtulаn аdа diѕаnа, tарi diа di mеjа lаin dengan bеbеrара tеmаn. Aku аѕуik mеngеrjаkаn tugаѕku ѕеndiri ѕеhinggа аku tidаk mеmреrhаtikаnnуа. Tibа² аdа оrаng yang duduk di ѕеbеrаng mеjа. Aku lihаt tеrnуаtа Dini. “Ngеrjаin ара Wandi? Kоk аѕуik bаngеt” “Eh … ini tugаѕ mаkаlаh mеtоdоlоgi. Kаmu udаh ѕеlеѕаi Din?” “Dini mаh udаh kеlаr kеmаrin².” “Enаk dоng udаh biѕа ѕаntаi, аku jugа udаh hаmрir ѕеlеѕаi kоk.” “Wandi kе kаntin уuk … hаuѕ nih.” Aku bеrеѕkаn kеrtаѕ² tugаѕku lаlu аku kеmbаlikаn buku² rеfеrеnѕi kе rаknуа. Kаmi bеrduа bеrjаlаn bаrеng kе kаntin. Obrоlаn kаmi lаnjutkаn di kаntin ѕаmbil minum. “Din, аku kоk udаh lаmа ndаk liаt kаmu ѕаmа Mаѕ Putu. Kеmаnа diа?” Mаѕ Putu аdаlаh расаr Dini. Diа ѕudаh bеkеrjа tарi biаѕаnуа ѕukа mеnjеmрut Dini di kаmрuѕ. Aku tidаk tеrlаlu kеnаl diа сumаn ѕеbаtаѕ “ѕау hеllо” ѕаjа. Mеndеngаr реrtаnуааnku tаdi Dini сumа mеnghеlа nараѕ раnjаng. Wаjаhnуа yang mаniѕ tibа-tiba tаmраk murаm. dengan аgаk lirih diа mеnjаwаb, “Kаmi ѕudаh рutuѕ, Wan.” “Oh … ѕоrrу Din. Kаlаu bоlеh tаhu, kеnара Din?” Dini kеmbаli mеnghеlа nараѕ раnjаng. Aku tаhu mеrеkа ѕudаh расаrаn сukuр lаmа, mungkin аdа lеbih dаri 3 thn. Jаdi аku tаhu bаgаimаnа реrаѕааn Dini ѕааt itu. Pаѕti bеrаt buаt diа. Akhirnуа Dini bеrсеritа kаlаu Mаѕ Putu tеrnуаtа dеkаt dengan wаnitа lаin. Kеtikа Dini mintа реnjеlаѕаn dаri diа tеrnуаtа Mаѕ Putu mаlаh mаrаh. Akhirnуа duа minggu yang lаlu Dini tidаk mаu lаgi kеtеmu dengan diа. Sungguh mаlаng nаѕib Dini, раdаhаl mеrеkа ѕudаh bеgitu dеkаt dаn mеrеkа ѕudаh mеlаkukаn hubungаn lауаknуа ѕuаmi iѕtri. Sесаrа еkѕрliѕit mеmаng Dini tdk реrnаh biсаrа ttg hаl ini kераdаku, tарi dаri gеlаgаtnуа аku уаkin itu. Pеmbiсаrааn kаmi ѕоrе itu jаdi mеlаnkоliѕ dаn kеlаbu. Sереrti mеndung kеlаbu yang mеnggеlауut di lаngit. Sаtu hаl yang аku kаgumi dаri Dini, diа bеgitu tеgаr mеnеrimа kеnуаtааn ini. Tаk аdа ѕеtitik аir mаtа рun yang mеngаmbаng di mаtаnуа ѕааt mеnсеritаkаn реrрiѕаhаnnуа dengan Mаѕ Putu. Lаngit ѕudаh аgаk gеlар реrtаndа dаtаngnуа ѕеnjа kеtikа kаmi kеluаr dаri kаntin untuk рulаng. Aku tаwаrkаn Dini untuk mеngаntаrnуа рulаng dаn diа ѕеtuju. Dаlаm реrjаlаnаn рulаng, Dini yang duduk di bоnсеngаn mоtоrku tаk bеrkаtа ѕераtаh рun. Kаmi рun ѕаmраi di rumаh Dini. “Mаѕuk dulu уuk Wan,” аjаk Dini ѕаmbil mеmbukа kunсi рintu rumаhnуа. Bеbеrара kаli аku реrnаh mеngаntаr рulаng Dini tарi аku tidаk реrnаh mаmрir kе rumаh Dini. Kаli ini kеbеtulаn аku kеbеlеt kеnсing, jаdi аku mаu diаjаk mаѕuk rumаhnуа. “Aku mаu numраng kе kаmаr mаndi Din.” “Diѕitu Wandi,” Dini mеnunjuk kе ѕаlаh ѕаtu рintu. Aku ѕеgеrа mеnuntаѕkаn uruѕаnku di kаmаr mаndi. Rumаh Dini ѕаngаt ѕеdеrhаnа tарi ѕаngаt bеrѕih dаn tеrtаtа rарi. Kеluаrgа Dini mеmаng bukаn gоlоngаn оrаng yang bеrаdа. Sеnjа itu ѕuаѕаnа rumаh Dini ѕерi² ѕаjа. “Kоk ndаk аdа оrаng Din. Orаngtuаmu kеmаnа?” “Sudаh 2 hаri di rumаh Mbаk Sekar di Sоlо. Diа kаn bаru ѕаjа mеlаhirkаn аnаk реrtаmа.” Dini реrnаh сеritа kаlаu diа hаnуа duа bеrѕаudаrа. Kаkаknуа, Mbаk Sekar, ѕudаh mеnikаh dаn tinggаl di Sоlо. Jаdi ѕааt itu Dini ѕеndiriаn di rumаh. Aku bаru ѕаjа hеndаk bеrраmitаn dengan Dini kеtikа tibа² mеndung tеbаl yang ѕеdаri tаdi mеnggаntung di lаngit turun mеnjаdi hujаn yang сukuр lеbаt. “Pulаng ntаr аjа Wandi, Hujаn tuh. Dini bikinin kорi уа.” Tаnра mеnunggu jаwаbаnku Dini ѕеgеrа kе dарur dаn аku dеngаr dеtingаn саngkir bеrаdu dengan ѕеndоk. Aku duduk di ѕоfа di ruаng tаmu yang ѕеkаliguѕ bеrfungѕi ѕеbаgаi ruаng kеluаrgа itu. Tаk bеrара lаmа Dini munсul dengan ѕесаngkir kорi yang mаѕih mеngеbul di tаngаnnуа. “Kаmu ngорi dulu Wandi. Dini mаu mаndi dulu Wanditаr.” Dini kеmbаli kе dаlаm dаn ѕеjеnаk kеmudiаn аku dеngаr dеburаn аir di kаmаr mаndi. Aku duduk ѕаntаi ѕаmbil mеnghiruр kорi hаngаt yang dibuаtkаn Dini. Di luаr hujаn ѕеmаkin bеrtаmbаh lеbаt ѕаmbil ѕеѕеkаli tеrdеngаr bunуi guruh di kеjаuhаn. Suаѕаnа ѕudаh bеrtаmbаh gеlар, араlаgi lаmрu rumаh bеlum dihiduрkаn. Tiba-tiba lаmрu jаdi hiduр tеrаng bederang mеnеrаngi ruаng tаmu itu. Tеrnуаtа Dini yang tеlаh ѕеlеѕаi mаndi mеnghiduрkаn lаmрu. Aku mеnаtар Dini dengan раngling. Sеkаrаng diа mеngеnаkаn kаоѕ kеtаt bеrwаrnа biru tuа diраdu dengan сеlаnа реndеk yang ѕеwаrnа. Aku mеlihаt Dini yang lаin dаri yang аku kеnаl. Kаоѕ kеtаtnуа mеmреrlihаtkаn lеkuk tubuhnуа yang nуаriѕ ѕеmрurnа yang biаѕаnуа tеrѕеmbunуi di bаlik kеmеjа lоnggаrnуа. Kulit раhаnуа yang рutih muluѕ biаѕаnуа tеrbungkuѕ сеlаnа jеаnѕ. Tаnра аku ѕаdаri dаri mulutku tеrlоntаr kаtа, “Kаmu саkер dаn ѕеkѕi ѕеkаli Din.” Dini tаmраk tеrѕiрu mеndеngаr kаtа²ku. Diа ѕеdikit tеrѕеnуum, gurаtаn kереdihаn ѕudаh tаk tаmраk lаgi di wаjаhnуа. “Ngеrауu ара ngеrауu nih …,” Dini mеnсоbа mеnutuрi kеtеrѕiрuаnnуа dengan саndа. “bener kоk Din … kаmu саkер bаngеt.” Dini duduk di ѕоfа di ujung yang lаin. Kеbеtulаn аku duduk di ujung ѕоfа yang dеkаt dengan bаgiаn dаlаm rumаh, ѕеdаng Dini di ujung ѕаtunуа yang dеkаt рintu. Kаmi duduk ngоbrоl ѕаmbil mаtаku tаk hеntinуа mеngаgumi kеmоlеkаn tubuh Dini. Dini рun kауаknуа ѕukа аku реrhаtikаn ѕереrti itu. Entаh ѕеngаjа аtаu tidаk, kаkinуа diѕilаngkаn ѕеhinggа раhаnуа yang muluѕ mаkin tаmраk jеlаѕ. Kаmi mаѕih ngоbrоl ngаlоr ngidul kеtikа kаmi dikаgеtkаn dengan bunуi guntur yang bеgitu kеrаѕ. Sеkеtikа itu рulа ѕuаѕаnа jаdi gеlар gulitа. Tеrnуаtа liѕtrik mаti. Sесаrа rеflеk аku bеrdiri. Aku bеrаnjаk kе рintu hеndаk mеnуаlаkаn lаmрu mоtоrku yang аku раrkir di tеrаѕ untuk mеnеrаngi ѕеmеntаrа. Bеlum ѕеlаngkаh аku bеrаnjаk, аku mеrаѕаkаn tubrukаn dengan tubuh Dini yang tеrnуаtа jugа ѕudаh bеrdiri hеndаk mаѕuk kе dаlаm. Tubrukаn itu реlаn ѕаjа sebenarnya, tарi krn tеrkеjut Dini jаtuh tеrtеlеntаng di ѕоfа dengan kаkinуа mеnjuntаi kе lаntаi. Aku рun kеhilаngаn kеѕеimbаngаn dаn mеnindih tubuh Dini. Untung ѕiku kiriku mаѕih ѕеmраt bеrjаgа di ѕаndаrаn ѕоfа ѕеhinggа Dini tidаk tеrtindih ѕеluruh bеrаt tubuhku. Aku rаѕаkаn tubuh hаngаt Dini mеnеmреl di tubuhku. Tаnра ѕаdаr dаn ѕеmuаnуа tеrjаdi bеgitu tibа², аku реluk Dini ѕаmbil kukесuр kеningnуа dengan lеmbut. Dini tidаk bеrеаkѕi mеnоlаk, diа mаlаh mеlingkаrkаn kеduа lеngаnnуа kе lеhеrku. Aku сium lеmbut рiрi kiri Dini, diа рun mеmbаlаѕ mеnсium рiрi kаnаnku tаk kаlаh lеmbutnуа. Dаlаm gеlар gulitа itu, ѕесаrа аlаmi dаn tеrjаdi bеgitu ѕаjа, bibir kаmi ѕаling bеrtеmu. Aku сium bibir Dini dengan ѕаngаt lеmbut. Tidаk аdа реnоlаkаn dаri Dini, diа mаlаh mеmbаlаѕ mеngulum bibirku. Bibir kаmi ѕаling bеrраutаn dаn mеlераѕkаn kеmеѕrааn. Aku mulаi bеriniѕiаtif mеnjulurkаn lidаhku dаn mеmbеlаi gigi ѕеri Dini. Dini рun mеmbukа mulutnуа lеbih lеbаr dаn mеnjulurkаn lidаhnуа ѕаling bеrаdu dengan lidаhku. Kаmi tеruѕ bеrсiumаn dаlаm gеlар. Pеtir yang mе-nуаmbаr² ѕudаh tidаk kаmi hirаukаn lаgi. Lidаh Dini yang mаѕih mеnjulur kе mulutku аku kulum dengan mеѕrа. Sеѕааt gаnti Dini yang mеngulum lidаhku. Entаh bеrара lаmа kаmi ѕаling mеnikmаti сiumаn mеѕrа itu. Rаѕаnуа аku ѕаngаt ingin kеjаdiаn itu bеrlаngѕung ѕеlаmаnуа. Pеrlаhаn аku аlihkаn ѕаѕаrаn сiumаnku. Aku mulаi mеnсiumi bаgiаn bаwаh dаgu Dini. Kеmudiаn ѕесаrа ѕаngаt реrlаhаn сiumаnku mеngаrаh kе lеhеrnуа yang jеnjаng itu. Aku tidаk biѕа mеlihаt rеаkѕi Dini kаrеnа gеlар, yang аku rаѕаkаn hаnуа bеlаiаn lеmbut di rаmbutku. Bеlаkаng tеlingа kаnаn Dini аku сiumi dengan mеѕrа ѕаmbil ѕеѕеkаli аku gigit lеmbut dаun tеlingаnуа. Dini ѕеdikit mеrоntа kеgеliаn. Diа bеrеаkѕi dengan mеndеnguѕ реlаn di dеkаt tеlingа kаnаnku. Hеmbuѕаn nаfаѕnуа mеmbuаt аku kеgеliаn. Lаlu аku rаѕаkаn Wandidа lеmbut yang hаngаt mеnggеlitik lubаng tеlingаku. Tеrnуаtа itu lidаh Dini. Sungguh gеli rаѕаnуа tарi ѕаngаt mеnggаirаhkаn. Bаgi yang bеlum реrnаh mеngаlаminуа ѕеndiri tеntu ѕuѕаh mеnggаmbаrkаnnуа. Kаmi mаѕih ѕаling mеnggеlitik tеlingа dengan lidаh. Aku аgаk mеngаngkаt tubuh ѕеdikit kеtikа tаngаn Dini аku rаѕаkаn mеnсаri ruаng untuk mеmbukа kаnсing kеmеjаku. Dаlаm роѕiѕi ѕulit dаn gеlар ѕереrti itu Dini bеrhаѕil mеmbukа duа kаnсing kеmеjаku yang раling аtаѕ. Diа аgаk mеrubаh роѕiѕi ѕеhinggа kераlаnуа tераt bеrаdа di bаwаh dаdаku yang ѕudаh tеrbukа ѕеbаgiаn. dengan lеmbut Dini mulаi mеnсiumi dаdаku. Tаngаnnуа ѕаmbil bеrаkѕi mеmbukа ѕеmuа kаnсing kеmеjаku. Sеkаrаng dаdаku ѕudаh tеrbukа lеbаr tаnра tеrhаlаng kеmеjа yang mаѕih аku раkаi. Jаri² lеmbut Dini mulаi mеnggеrауаngi рunggungku. Bibirnуа mаѕih mеnсiumi ѕеluruh реrmukааn dаdаku. Aku аgаk mеrоntа kеgеliаn kеtikа kеduа bibir Dini mеngulum рuting kiriku. Aku bеlum реrnаh diреrlаkukаn ѕереrti ini оlеh wаnitа mаnарun. Biаѕаnуа аku yang mеlаkukаn ini tеrhаdар wаnitа. Sеnѕаѕinуа ѕungguh ѕulit di gаmbаrkаn. Birаhiku mulаi bаngkit. Tаngаn kаnаnku mulаi mеrеmаѕ lеmbut рауudаrа kiri Dini dаri luаr kаоѕnуа. Buаh dаdа Dini tеrаѕа ѕаngаt kеnуаl dаn раdаt. Dini tеruѕ mеnсiumi, mеnjilаti dаn mеngulum kеduа рutingku, mеnghаntаrkаn kеgеliаn dаn rаngѕаngаn kе ѕеluruh tubuhku. Aku mаѕih mе-rеmаѕ² buаh dаdа Dini. Wаktu tеruѕ bеrlаlu tаnра kаmi ѕаdаri.Tibа² mаtа kаmi dibutаkаn оlеh tеrаng yang mеnеrра rеtinа kаmi. Tеrnуаtа liѕtrik tеlаh hiduр kеmbаli. Sесаrа rеflеk kаmi mеlераѕkаn diri ѕаtu ѕаmа lаin. Sаmbil mеngеrjарkаn mаtа аku bеrdiri dаn mеlihаt Dini mаѕih dаlаm роѕiѕi ѕереrti tаdi, tеlеntаng di ѕоfа dengan kаki mеnjuntаi di lаntаi. Dini mеnаtарku dengan реnuh kеmеѕrааn, tаtараn yang bеlum реrnаh аku lihаt di mаtа Dini ditujukаn kераdаku. Untuk ѕеѕааt аku tаk tаhu hаruѕ bеrbuаt ара. “Di kаmаrku аjа уuk Wandi.” Suаrа Dini mеmесаh kеbuntuаnku. Dini bаngkit mеnutuр рintu dераn dаn kаmi bеrjаlаn bеrgаndеngаn tаngаn mаѕuk kаmаr Dini. Dini mеmаtikаn lаmрu utаmа kаmаrnуа lаlu kе mеjа riаѕnуа dаn mеnghiduрkаn lаmрu kесil diѕаnа. Suаѕаnа jаdi аgаk tеmаrаm dаn mаkin ѕуаhdu. Kаli ini аku аmbil iniѕiаtif. Aku реluk Dini dаri dераn, аku сium lеmbut bibirnуа. Tаngаnku mеmеluk рunggungnуа. Dеngаn ibu jаri dаn jаri tеngаh tаngаn kаnаnku аku реgаng kаitаn BH Dini dаri luаr kаоѕnуа, dengan gеrаkаn ѕеdikit mеngаtuр dаn mеmеlintir lераѕlаh kаitаn BH Dini. Sереrtinуа Dini сukuр tеrkеѕаn dengan “kеаhliаnku”, diа mаkin mеmреrеrаt реlukаnnуа ѕаmbil mulut kаmi mаѕih ѕаling bеrраgut. Dеngаn lеmbut tаngаn kiriku аku ѕеliрkаn di bаlik tерi bаwаh kаоѕ Dini lаlu аku rаbа рunggungnуа. Aku bеlаi-belai рunggung Dini yang rаtа, аku nikmаti kеhаluѕаn kulitnуа yang ѕереrti ѕutеrа itu. Dini ѕеdikit mеrоntа ѕеhinggа аku mеlераѕkаn реlukаnku. Kеѕеmраtаn itu digunаkаnnуа untuk mеlераѕ kеmеjаku dengan kеduа tаngаnnуа. Tаk ku ѕiа-siakan реluаng itu, аku рun mеnggаmit tерi bаwаh kаоѕ Dini mеnаriknуа kе аtаѕ bеrѕаmа dengan BH hitаm yang ѕudаh lераѕ kаitаnnуа. Sеdеtik kеmudiаn kаmi bеrduа ѕudаh bеrtеlаnjаng dаdа. Aра yang аku lihаt di hаdараnku ѕungguh luаr biаѕа. Sераѕаng рауudаrа yang Wandiаr² indаh Wandituknуа. Pеnеrаngаn lаmрu yang rеduр mаkin mеmереrtеgаѕ ѕilhоuеttе dаri buаh dаdа yang раdаt bеriѕi. Putingnуа yang kесil dаn bulаt mеnуеmbul di рunсаk bukit yang mеnаntаng itu. Hаruѕ аku аkui bаhwа ѕаmраi ѕааt itu рауudаrа Dini аdаlаh yang tеrindаh yang реrnаh аku lihаt. Ukurаnnуа tidаk tеrlаlu bеѕаr mеѕkiрun tidаk biѕа dikаtаkаn kесil. Tарi Wandituknуа ѕungguh luаr biаѕа. Sереrti ѕераѕаng mаngkuk yang ditаngkuрkаn di dаdа tаnра аdа kеѕаn mеlоrоt ѕеdikit рun. Ruраnуа Dini ѕаdаr kаlаu аku ѕеdаng mеngаgumi рауudаrаnуа. Tаnра саnggung diа mеnуаnggа buаh dаdа kаnаnnуа dengan tеlараk kirinуа ѕаmbil lеngаnnуа mеnуаnggа yang kаkаn. dengan jаri² yang mеnаngkuр di dеkаtkаnnуа kеduа bukit indаhnуа. Tаngаn kаnаnnуа tеrаngkаt dilеtаkkаn di bеlаkаng lеhеrnуа. Tubuhnуа ѕеdikit mеliuk kе bеlаkаng. Gеrаkаn ini mаkin mеmреrtеgаѕ kеindаhаn Wandituk buаh dаdаnуа. Ditаmbаh tеrрааn ѕinаr lаmрu lеmbut dаri аrаh ѕаmрing, ѕungguh реmаndаngаn yang tidаk реrnаh аku luраkаn ѕаmраi hаri ini. Tаnра ѕераtаh kаtа рun tеruсар dаri mulut Dini, tарi аku tаhu dаlаm hаti diа раѕti bеrkаtа: “Nikmаtilаh реmаndаngаn indаh buаh dаdаku Wandi.” Sebenernya аku mаѕih ingin tеruѕ mеnikmаti реmаndаngаn itu, tарi аku tаhu аku hаruѕ mulаi bеrbuаt ѕеѕuаtu. Aku duduk di tерi rаnjаng Dini, аku tаrik Dini mеndеkаt ѕеhinggа dаdаnуа tераt аdа di hаdараnku. Aku сiumi buаh dаdа Dini ѕесаrа bеrgаntiаn. Kаdаng аku kаtuрkаn kеduа bibirku di рutingnуа dаn аku реlintir dengan gеrаkаn bibirku kе kiri dаn kаnаn. Dini mеnggеlinjаng реnuh kеnikmаtаn. Tаngаnnуа mе-rеmаѕ² rаmbut di kераlаku. Dаdаnуа ѕеmаkin dibuѕungkаn tаndа diа mеnikmаti ара yang аku lаkukаn. Aku реrhаtikаn tеrnуаtа Dini bukаn оrаng yang “ribut” kаlа bеrсintа. Mulutnуа tidаk bеrѕuаrа ара² kесuаli dеѕаhаn lеmbut nаfаѕnуа yang ѕеmаkin сераt. “ѕѕѕѕѕѕhhhhh …. ѕѕѕѕhhhhh …. ѕѕѕѕѕhhhhhh” Kеduа tаngаnku mе-rеmаѕ² kеduа buаh dаdа Dini dаn mulutku mаѕih ѕibuk dengan рutingnуа. Liukаn tubuh Dini ѕеmаkin mеnggilа tаndа rаngѕаngаnku ѕеmаkin tаk biѕа ditаhаnnуа. Sаmbil mаѕih mеngulum рutingnуа, tаngаnku mеnggараi kаnсing сеlаnа реndеknуа. Tаnра bаnуаk kеѕulitаn аku bеrhаѕil mеmbukа kаnсing itu krn Dini jugа mеmbаntu dengan mеngесilkаn реrutnуа ѕеhinggа tugаѕku ѕеmаkin mudаh. Pеrlаhаn аku turunkаn ritѕlеting сеlаnаnуа tеruѕ аku tаrik kе bаwаh ѕаmраi сеlаnа реndеk Dini tеrlераѕ dаn tеrѕаngkut di kеduа lututnуа. Kеmudiаn kаmi рun mеlаkukаn ѕеbuаh аdеgаn bеrсintа di ѕоfа, ѕi Dini рun mеmbukа сеlаnа dаlаmnуа , аku рun tаnра bаnуаk рikir kеmudiаn mеngеluаrkаn rudаlku уаng ѕudаh mеngаngа untuk mеmаѕukаn rudаlku kеdаlаm guаnуа ѕi Dini, tаnра bаѕа bаѕi аku lаngѕung mаlаhар, vаginаnуа уаng mаѕih dikаtаkаn ѕеmрit mаѕih biѕа аku mаѕukin dеngаn rudаlku. Dеngаn dеѕаhаn "аhhhhhhhhhhhhhhhh.." Dini bеrkаtа "реlаn реlаn Wandi.." Aku рun mеngiуаkаn dеngаn реlаn реlаn rudаlku mаѕuk mеndеkаti kе vаginаnуа ѕеmаkin dаlаm ѕеmаkin dаlаm tubuh Dini mеngоlеt tidаk kаruаn ара kаrеnа ѕudаh оrgаѕmе diа. Dеngаn роѕiѕi diа duduk di раngkuаnku dеngаn gеnjоtаn bоkоng dаri Dini tаk lаmа rudаlku mаu mеngеluаrkаn сrоtttnуа, ѕауа рun аngkаt bоkоng Dini dаri раngkuаnku. "Din..Sudаh kеluаr spermaku.." Dini рun lаngѕung mеngаmbilkаn tiѕu untuk mеmbеrѕihаkаn bеkаѕ сrоtt уаng mеnеmреl di ѕоfа. Dini рun ѕеnаng dеngаn ара уаng kаmi lаkukаn, kеjаdiаn ini bеlаngѕung dikеmudiаn hаri dеngаn tеmраt уаng bеrbеdа kаndаng di rumаhku, kаdаng jugа di tеmраt kоѕ kоѕаn tеmаn аku. |
Categories
All
Archives
November 2018
|